Orang Ini, Tukarkan Dollar Miliknya Senilai 2 Triliun Rupiah!

Rupiah saat ini harus terus bertengger diatas 15ribu atas USD. Kondisi ini memang membuat banyak orang mulai khawatir akan dampak yang bisa ditimbulkan. Kenaikan nilai tukar USD ini juga merupakan yang tertinggi setelah masa kepemimpinan Presiden Soeharto tahun 1998 silam.

Meskipun saat ini nilai tukar rupiah menembus level baru dan mencetak rekor, tetapi pemerintah sendiri mengatakan bahwa kondisi saat ini dengan tahun 1998 jauh berbeda. Pemerintah pun bersikeras bahwa hal ini masih bisa teratasi dan pemerintah juga aterus mengupayakan berbagai hal untuk menekan harga USD untuk bisa lebih tinggi lagi.

Selain memang pemerintah yang berwenang untuk mengatasi permasalahan ini, rakyat Indonesia sebenarnya bisa turut membantu untuk mendongkrak nilai rupiah. Caranya tentu adalah dengan menukarkan USD yang dimiliki ke rupiah, atau juga bisa dengan tidak pergi keluar negeri terlebih dahulu untuk berlibur hingga menahan untuk tidak membeli produk luar negeri untuk beberapa saat.

Langkah penyelematan rupiah ini pun coba dilakukan oleh salah satu orang terkaya di Indonesia. Pemilik Mayapada Group, Dato Sri Tahir membuat langkah nyata guna membantu rupiah yang tengah terseok-seok.

Menukarkan dollar ke rupiah yang mencapai 2 triliun!

Tahir menukarkan uang US$ 93 juta dan SGD 55 juta ke rupiah yang nominalnya mencapai 2 triliun rupiah!

Penukaran uang ini sendiri diakui oleh Tahir merupakan langkah nyata guna membantu rupiah yang saat ini tengah terseok-seok atas penguatan USD.

Usai bertemu dengan Gubernur Bank Indonesia(BI), Tahir mengatakan bahwa ini merupakan komitmen yang ia lakukan guna membantu nilai tukar rupiah yang saat ini melemah. Ada pun uang yang ditukarkannya ke rupiah tersebut merupakan uang yang disimpan di bank Singapura.

Selain untuk membantu rupiah, Tahir juga mengatakan bahwa tujuan lain dari penukaran ini adalah untuk membantu penyuntikan modal kepada PT Bank Mayapada Internasional Tbk, perusahaan miliknya saat ini.

Nama Tahir akhir-akhir ini memang tengah sering mencuat. Pertama karena tentang bantuan yang dikirimkan untuk daerah yang terkena bencana seperti di Sulteng, juga isu tentang langkahnya yang dispekulasikan ingin mengakuisisi bank Muamalat.