Jakarta : Investasi pada komoditas bertambah pada laju tercepat dalam 6 tahun di tengah tanda-tanda penguatan pertumbuhan ekonomi sekalipun JP Morgan Chase & Co dan Goldman Sachs Group Inc mengingatkan bahwa harga beberapa komoditas meningkat terlalu cepat.
Data Bloomberg menunjukkan kontrak berjangka pada 24 komoditas bulan lalu bertambah 9,3%, terbesar sejak Januari 2006. Adapun data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS menunjukkan spekulan memegang posisi paling bullish sejak November. Emas dan perak memiliki awal terbaik untuk setahun sejak 1983. Indeks LMEX atas enam logam industry naik terbesar sejak 2006 dan harga ternak di bursa berjangka naik ke rekor. Sementara harga bahan baku rebound dari penurunan tahunan pertama dala 3 tahun di tengah tanda-tanda pertumbuhan dunia akan melewati resesi dan sejalan laporan manufaktur yang tumbuh dari China hingga India. Dipertahankannya suku bunga di AS pada rekor rendah dan upaya China menopang pertumbuhan akan meningkatkan permintaan. Optimisme itu diimbangi krisis Eropa yang dikhawatirkan melebar dan peringatan Dana Moneter Internasional bahwa kondisi Benua Biru bisa menggelincirkan ekonomi global.
Jess Gaspar, Managing Director Commonfund Asset Management di Wilton, Connecticut yang mengelola US$25 miliar aset mengatakan, “Berita ekonomi telah membaik dan orang-orang kembali beriventasi . Itulah resep untuk pasar yang meningkat”. Jika ekonomi terus menguat dan bank sentral melanjutkan pelonggaran moneter maka secara umum akan berpengaruh sangat bullish terhadap aset berisiko dan komoditas pada khususnya. Data yang dihimpun Bloomberg juga menunjukkan obligasi global naik 0,6% dan Indeks Dolar AS melemah 1,1%.
Lonjakan pada komoditas didukung kebijakan Federal Reserve yang bulan lau berjanji mempertahankan bunga pinjaman dekat rekor terendah sampai akhir 2014. Selain itu muncul spekulasi bahwa China akan mengurangi pembatasan pinjaman guna menopang pertumbuhan. Denyut kinerja ekonomi juga terpicu data tenaga kerja AS yang naik lebih dari perkiraan pada Januari dan tingkat pengangguran yang tak terduga turun ke level terendah dalam 3 tahun.
Michael J.Jansen, analis di JPMorgan di London mengatakan lonjakan harga logam tahun ini tidak berkelanjutan karena ekonomi tidak memiliki permintaan yang cukup menjadi pemicu. JPMorgan memangkas perkiraan harga 2012 untuk aluminium, perak, perak, nikel dan emas. Sementara itu tim peneliti komoditas Goldman yang dipimpin oleh Jeffrey Currie, akhir bulan lalu merekomendasikan untuk menarik diri dari tembaga setelah sebelumnya harga naik 16% dalam waktu sekitar 6 minggu.
Suluh Wicaksono(Kepala Riset Askap Futures) menuturkan data nonfarm payroll tidak akan banyak berpengaruh selama pekan ini . “Emas, jika bertahan di atas US$1.715, akan menguji level US$1.800 per ounce.” Harga emas diperkirakan menyentuh US$1.850 per ounce. Sementara itu pada semester berikutnya harga bisa membuat rekor baru pada us$ 1.950 per ounce.